Selasa, 13 November 2012
Selasa, 06 November 2012
MAKALAH STAD
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Dalam dunia pendidikan saat ini,
peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode
pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu upaya yang dilakukan guru dalam
peningkatan kualitas pembelajaran yaitu dalam penyusunan berbagai macam
skenariokegiatan pembelajaran di kelas.
Pembelajaran merupakan perpaduan antara
kegiatan pengajaran yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan
oleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara
siswa dengan siswa, interaksi antara guru dan siswa, maupun interaksi antara
siswa dengan sumber belajar. Diaharapkan dengan adanya interaksi tersebut,
siswa dapat membangun pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi peserta
didik sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan. Situasi dalam kelas perlu
direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan
untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi ini, akan terbentuk suatu
komunitas yang memungkinkan mereka untuk memahami proses belajar dan memahami
satu sama lain. Diharapkan, guru dapat menciptakan situasi belajar sedemikian
rupa, sehingga siswa dapat bekerjasama dalam kelompok serta mengembangkan
wawasannya tentang pembelajaran kooperatif. Melalui pembelajaran kooperatif,
diharapkan guru dapat mengelola kelas dengan lebih efektif.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD?
2. Apa
prinsip dan ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe STAD?
3. Apa
komponen-komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD?
4. Apa
saja langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD?
5. Bagaimana
hubungan antara pembelajaran model STAD dengan motivasi dan prestasi belajar
siswa?
6. Apa
kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran STAD?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan
tentang pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Menjelaskan
prinsip dan ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe STAD.
3. Menjelaskan
komponen-komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.
4. Menjelaskan
langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.
5. Menerapkan
pembelajaran model STAD dengan motivasi dan prestasi belajar siswa.
6. Menjeaskan
kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran STAD.
BAB
II
PEMBAHASAN
Student
Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan
dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru
mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu
metode pembelajaran kooperatif yang efektif.
Metode pemelajaran STAD merupakan
salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa saling membantu,
memotivasi, serta menguasai ketrampilan yang diberikan oleh guru. Pembelajaran
kooperatif tipe STAD terdiri dari siklus kegiatan pengajaran biasa yaitu 1)
Presentasi kelas, 2) Kegiatan Kelompok, 3) Tes, 4) Perhitungan nilai
perkembangan individu, dan 5) Pemberian penghargaan kelompok (Slavin,1995:34),
STAD merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.
Model pembelajaran STAD termasuk
model pembelajaran kooperatif. Semua model pembelajaran kooperatif ditandai
dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Dalam
proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatifsiswa didorong untuk
bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan
usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Tujuan model
pembelajaran kooperaif adalah prestasi belajar akademik siswa meningkat dan
siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan
keterampilan sosial.
Model pembelajaran STAD dikembangkan
oleh Robert Slavin dan temantemannya di Universitas John Hopkins. Siswa dalam suatu
kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap
kelompok haruslah heterogen, terdiri atas laki-laki dan perempuan, berasal dari
berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim
menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk
menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain
untuk memahami bahan pelajaran melalui diskusi dan kuis.
1.
PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD
a. Menurut wina (2008:242) menjelaskan
bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran menggunakan sistem
pengelompokkan atau tim kecil,yaitu antara 4-5 orang yang mempunyai latar
belakang kemampuan akademik,jenis kelamin,ras atau suku yang berbeda
(heterogen).
b. Johnson (dalam Etin Solihatin,2005
:4 ) menyatakan bahwa :pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok
kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama.
c. Slavin ( dalam Wina,2008:242)
mengemukakan dua alasan bahwa : pembelajaran kooperatif merupakan bentuk
pembelajaran yang dapat memperbaiki pembelajaran selama ini. Pertama,beberapa
penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat menngkatkan kemampuan hubungan
sosial,menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain,serta dapat
meningkatkan harga diri. kedua,pembelajaran kooperatif dapat
merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar,berfikir,memecahkan masalah dan
mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.
d. Nurhadi (2004:116), bahwa : Model
pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu model pembelajaran dimana
siswa di dalam kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok atau tim yang masing
masing terdiri atas 4 sampai 5 orang anggota kelompok yang memiliki latar
belakang kelompok yang heterogen, baik jenis kelamin, ras etnik, maupun
kemampuan intelektual (tinggi, rendah, dan sedang). Tiap anggota tim
menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai
bahan ajar melalui Tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim.
2.
PRINSIP DAN CIRI-CIRI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
Prinsip
Pembelajaran Kooperatif sebagai berikut.
a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
b. Setiap
anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai
tujuan yang sama.
c. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi
tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
d. Setiap
anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
e. Setiap
anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama
proses belajarnya.
f. Setiap
anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Ciri Pembelajaran Kooperatif
Masih menurut Nur dalam Chotimah
(2007), ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai berikut.
a. Siswa dalam kelompok
secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang
akan dicapai.
b. Kelompok dibentuk dari
siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi,
sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku
yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.
c. Penghargaan menekankan
pada kelompok dari pada masing-masing individu.
3. KOMPONEN UTAMA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri
dari lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor
pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus
kegiatan pengajaran yang teratur. Berikut ini uraian selengkapnya dari
pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD):
1. Pengajaran
Tujuan utama dari pengajaran ini adalah
guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal
dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas.
Penyajian tersebut mencakup pembukaan,
pengembanga dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan
dalam penyajian materi pelajaran.
a). Pembukaan
1). Menyampaikan pada siswa apa yang hendak
mereka pelajari dan mengapa hal itu
penting. Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan
teka-teki, masalah kehidupan nyata, atau cara lain.
2). Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam
kelompok untuk menemukan konsep atau merangsang keinginan mereka pada
pelajaran tersebut.
3). Ulangi secara singkat ketrampilan atau
informasi yang merupakan syarat mutlak.
b). Pengembangan
1).
Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok.
2). Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar adalah memahami makna bukan hafalan.
3). Mengontrol pemahaman siswa sesring mungkin dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan.
4). Memberi penjelasan
mengapajawaban pertanyaan tersebut benar atau salah
5). Beralih
pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok permasalahannya.
c). Latihan Terbimbing
1). Menyuruh
semua siswa mengerjakan soal atas pernyataan yang diberikan.
2). Memanggil
siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan
supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin.
3). Pemberian tugas kelompok tidak boleh menyita
wakti yang terlalu lama. Sebaikanya siswa mengerjakan satu atau dua masqalah
(soal) dan langsung diberikan umpan balik.
2. Belajar
Kelompok
Selama belajar
kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru
dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi
lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang
diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.
Pada saat pertama
kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif, guru juga perlu memberikan
bantuan dengan cara menjelaskan perintah, mereview konsep atau menjawab pertanyaan.
Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan
guru sebagai berikut :
1). Mintalah anggota kelompok
memindahkan meja / bangku mereka bersama sama dan pindah kemeja kelompok.
2). Berikanlah waktu kurang lebih 10 menit untuk
memilih nama kelompok.
3). Bagikan
lembar kegiatan siswa.
4). Serahkan
pada siswa untuk bekerja samadalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh,
tergantung pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal,
masing-masing siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan
dengan teman satu kelompoknya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu
pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab menjelaskannya. Jika siswa
mengerjakan dengan jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan
kemudian antara teman saling bergantian memegang lembar kegiatan dan berusaha
menjawab pertanyaan itu.
5). Tekankan
pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman satu
kelompok dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti
bahwa lembar kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan
diserahkan. Jadi penting bagi siswa mempunyai lembar kegiatan unyuk mengecek
diri mereka dan teman teman sekelompok mereka pada saat mereka belajar.
Ingatkan siswa jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan
teman sekelompoknya sebelum menanyakannya pada guru.
6). Sementara
siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru sebaiknya
memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya
duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota lain bekerja dan
sebagainya.
3. Kuis
Kuis
dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukan apa saja
yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan
sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan
kelompok.
4. Skor perkembangan
Nilai perkembangan individu
bertujuan untuk memberi kesempatan setiap kelompok untuk meraih prestasi secara
maksimal dan melakukan yang terbaik bagi dirinya berdasarkan prestasi
sebelumnya (nilai awal). Setiap siswa diberi nilai awal berdasarkan nilai
rata-rata siswa secara individu pada tes yang telah lalu atau nilai akhir siswa
secara individual dari semester sebelumnya.
5.
Penghargaan Kelompok
Langkah pertama yang harus dilakukan
pada kegiatan ini adalah menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan
individu dan member sertifikan atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian
penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu
dalam kelompoknya.
4. LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STAD
Langkah-langkah
penerapan pembelajaran kooperati tipe STAD adalah sebagai berikut :
-
Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai
kompetensi dasar yang akan dicapai.
-
Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam menyampaikan
materi pembelajaran ini kepada siswa. Misal, antara lain dengan metode penemuan
terbimbing atau metode ceramah. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu
kali pertemuan, tetapi dapat lebih dari satu.
-
Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu
sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa.
-
Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari 4 – 5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang
berbeda beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok
berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan
jender.
-
Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan
materi yang teah diberikan, mendiskusikannya secara bersama sama, saling
membantu antar anggota lain, serta mebahas jawaban tugas yang diberikan guru.
Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap kelompokdapat menguasai konsep
dan materi.Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar kompetensi
dasar yag diharapkan dapat dicapai.
-
Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara
individu.
-
Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,
mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
-
Guru memberi penghargaan.
Sintaks Model Pembelajaran STAD
Langkah-langkah model pembelajaran STAD
dapat dilihat pada tabel 2.1 seperti
berikut.
Tabel 2.1 Enam Langkah Model
Pembelajaran STAD
Langkah
|
Indikator
|
Tingkah laku guru
|
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
Langkah 5
Langkah 6
|
Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa
Menyajikan informasi
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- kelompok
belajar
Membimbimg kelompok belajar
Evaluasi
Memberikan penghargaan
|
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar
yang akan dicapai serta memotivasi
siswa
Guru menyajikan informasi kepada
siswa
Guru menginformasikan
pengelom-pokkan
Siswa
Guru memotivasi serta
memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok-kelompok belajar
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang
materi pembelajaran yang telah
dilaksanakan
Guru memberi penghargaan hasil
belajar
individual dan kelompok
|
Sintaks model PembeSinta
Sintaks model pembelajaran STAD dalam
Chotimah (2007) antara lain :
a. Guru membentuk kelompok yang
anggotanya 4 orang secara heterogen.
b. Guru menyajikan pelajaran.
c. Guru memberi tugas pada kelompok untuk
dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok
d. Peserta didik yang bisa mengerjakan tugas/soal
menjelaskan kepada anggota kelompok
lainnya
sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
e. Guru memberi kuis/pertanyaan
kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab
kuis/pertanyaan
peserta didik tidak boleh saling membantu.
f. Guru memberi penghargaan (rewards)
kepada kelompok yang memiliki nilai/poin tertinggi.
g. Guru memberikan evaluasi.
h. Penutup.
Skor Kuis
|
Poin peningkatan
|
Lebih dari 10 point di bawah skor dasar
1-10 point di bawah skor dasar
Skor dasar sampai 10 poin di atas
skor dasar
Lebih dari 10 poin di atas skor
dasar
Hasil sempurna (tidak
mempertimbangkan skor dasar
|
5
10
20
30
30
|
Dalam STAD, penghargaan
kelompok didasarkan atas skor yang didapatkan oleh
kelompok dan skor kelompok ini
diperoleh dari peningkatan individu dalam setiap kuis.
Sumbangan poin peningkatan siswa
terhadap kelompoknya didasarkan atas ketentuan
pada tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Kriteria Pemberian Skor
Peningkatan STAD
Catatan: Nilai kuis sebelumnya dapat
digunakan sebagai skor dasar (Sumber:Slavin, 1995 dalam Parlan, 2006:17). Skor
kelompok untuk setiap kelompok didasarkan pada sumbangan poin peningkatan yang
diperoleh oleh setiap anggota kelompok yaitu dengan menjumlah seluruh poin peningkatan
anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Penghargaan kelompok
diberikan dengan empat kriteria seperti pada tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Predikat Keberhasilan
Kelompok
Kriteria
|
Nilai Perkembangan
|
Excellent
The best teams
Good teams
General teams
|
22,6 – 30
15,1 – 22,5
7,6 – 15,0
≥7,5
|
(Sumber: Slavin, 1995 dalam
Supriyo, 2008:50)
5.
HUBUNGAN PENERAPAN MODEL STAD DENGAN MOTIVASI DAN PRESTASI
BELAJAR SISWA
Dalam
proses belajar mengajar guru sebagai pelaksana pengajaran harus dapat
menciptakan kondisi yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Dengan demikian
diharapkan terjadi interaksi antara guru dan siswa yang pada umumnya akan
merasa mendapat motivasi yang tinggi apabila guru melibatkan siswa secara aktif
dalam proses belajar mengajar. Selain itu siswa akan lebih memahami dan
mengerti konsep-konsep fisika secara benar.
Pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara konsisten baik bagi
siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, dan resistensi (daya
lekat) terhadap materi pelajaran menjadi lebih panjang (Ellyana, 2007).
Pembelajaan kooperatif yang dikemas dalam kegiatan pembelajaran yang bervariasi
dengan model STAD dapat menumbuhkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
Pengajaran fisika yang disajikan dengan model pembelajaran STAD memungkinkan
untuk memberikan pengalaman-pengalaman sosial sebab mereka akan bertanggung
jawab pada diri sendiri dan anggota kelompoknya. Keberhasilan anggota kelompok
merupakan tugas bersama.
Dalam
pembelajaran STAD ini anggota kelompok berasal dari tingkat prestasi
yang berbeda-beda, sehingga melatih siswa untuk bertoleransi atas perbedaan dan
kesadaran akan perbedaan. Disamping itu pembelajaran yang disajikan dengan
model STAD akan melatih siswa untuk menceriterakan, menulis secara benar
apa yang diteliti dan diamati. Apabila ditinjau dari proses pelaksanaannya,
kegiatan model pembelajaran STAD lebih membawa siswa untuk memahami
materi yang disajikan oleh guru, karena siswa aktif dalam proses belajar
mengajar. Berdasarkan uraian di atas, pengajaran fisika yang disajikan dengan
dengan penerapan model pembelajaran STAD akan dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa.
6.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN METODE
PEMBELAJARAN STAD
Setiap
metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan cooperative learning. Menurut Slavin
dalam Hartati (1997:21) cooperative
learning mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
Kelebihan
1). Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik
hasil tes yang dibuat guru maupun tes baku.
2).
Rasa peraya diri siswa meningkat \, siswa merasa lebih terkontrol untuk
keberhasilan akademisnya.
3).
Strategi kooperatif memberikan perkembangan yang berkesan pada hubungan interpersonal
diantara anggota kelompok yang berbeda etnis.
Keuntungan
jangka panjang yang dapat dipetik dari pembelajaran kooperatif menurut Nurhadi
(2004:115-116) adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan
kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
b. Memungkinkan
para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku
sosial, dan pandangan-pandangan.
c. Memudahkan
siswa melakukan penyesuaian.
d. Memungkinkan
terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
e. Menghilangkan
sifat mementingkan diri sendiri dan egois.
f. Membangun
persahabatan yang berkelanjutan hingga masa dewasa.
g. Berbagi
keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling
membutuhkan.
h. Meningkatkan
rasa saling percaya kepada sesame manusia.
i.
Meningkatkan kemampuan
memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
j.
Meningkatkan kesediaan
menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
k. Meningkatkan
kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal
atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.
Sedangkan
keuntungan metode pembelajaran jangka pendek kooperatif tipe STAD untuk jangka
pendek menurut Soewarso (1995:22) sebagai berikut :
a. Metode
pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi yang sedang
dibahas.
b. Adanya
angota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapat nilai rendah,
karena dalam tes lisan dibantu oleh anggota kelompoknya.
c. Pembelajaran
kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah harga
diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.
d. Pembelajaran
kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah harga
diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.
e. Hadiah
atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk
mencapai hasil yang lebih tinggi.
f. Siswa
yang lambat berfikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuan.
g. Pembentukan
kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam bekerja
sama.
Sampai
saat ini metode pembelajaran kooperatif tipe STAD belum banyak diterapkan dalam
dunia pendidikan kita. Kebanyakan pengajar enggan untuk menerapkan sistem ini
karena beberapa alasan. Menurut Lie (2002:22) bahwa alasan pengajar enggan
menerapkan pembelajaran kooperatif dikelas yaitu :
a. Kekhawatiran
bahwa akan terjadi kekacauan dikelas dan siswa tidak belajar jika mereka
diterapkan dalam grup.
b. Banyak
orang mempunyai kesan negative mengenai kegiatan kerja sama atau belajar dalam
kelompok.
c. Banyak
siswa tidak senang disuruh untuk kerja sama dengan yang lain.
d. Siswa
yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka,
sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup
dengan siswa yang lebih pandai.
e. Siswa
yang pandai juga merasa timnya yang kurang mampu hanya menumpang saja pada
hasil jerih payah mereka.
Menurut
Slavin dalam Hartati (1997:21) cooperative learning mempunyai kekurangan
sebagai berikut ;
a. Apabila
guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakan keterampilan
kooperatif dalam kelompok maka dinamika kelompok akan macet.
b. Apabila
jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari empat, misalnya tiga,
maka seorang anggota akan cenderung menarik diri dan kurang aktif saat
berdiskusi dan apabila kelompok lebih dari lima kemungkinan ada yang tidak
mendapatkan tugas sehingga hanya membonceng dalam penyelesaian tugas.
c. Apabila
ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik yang timbul secara
konstruktif, maka kerja kelompok akan kurang efektif.
Selain
diatas, kelemahan-kelemahan lain yang mungkin terjadi menurut Soewarso
(1993:23) adalah bahwa yang timbul dalam kelompok kecil, adanya suatu
ketergantungan, menyebabkan siswa yang lambat berfikir tidak dapat berlatih
belajar mandiri. Dan juga pembelajaran kooperatif memerlukan waktu yang lama
sehingga target mencapai kurikulum tidak dapat dipenuhi, tidak dapat menerapkan
materi pelajaran secara cepat, serta penilaian terhadap individu dan kelompok
dan pemberian hadiah menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya.
Kesimpulan
yang dapat diambildari uraian diatas bahwa untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
dalam pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, sebaiknya dalam
satu anggota kelompok ditugaskan untuk membaca bagian yag berlainan, sehingga
mereka dapat berkumpul dan bertukar informasi. Selanjutnya, pengajar
mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian materi. Dengan cara inilah maka
setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar
berhasil mencapai tujuan dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
.
STAD,
merupakan salah satu system pembelajaran kooperatif yang di dalamnya siswa
dibentuk kedalam kelompok belajar yang terdiri dari empat atau lima anggota
yang mewakili siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda.
Guru memberikan pelajaran dan selanjutnya siswa bekerja dalam kelompoknya
masing-masing untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok telah menguasai
pelajaran yang diberikan.Kemudian siswa melaksanakan tes atas materi yang
diberikan dan mereka harus mengerjakan sendiri tanpa bantuan siswa lainnya.
Nilai tes
yang mereka peroleh,selanjutnya dibandingkan dengan nilai rata-rata yang mereka
peroleh sebelumnya dan kelompok-kelompok yang berhasil memenuhi criteria diberi
nilai tersendiri sehingga nilai ini kemudian ditambahkan pada nilai kelompok.
Menurut
Slavin,STAD terdiri dari lima komponen uatama, yaitu presentasi
kelas,kelompok,tes,nilai peningkatan individu,dan penghargaan kelompok.
Strategi
STAD lebih mementingkan sikap daripada teknik dan prinsip,yakni sikap
partisipasi dalam rangka mengembangkan potensi kognitif dan afektif.Dengan
demikian,siswa lebih (being mode ) bukan hanya sekedar (being have ).
B. Saran
1. Kepada guru-gurumata
pelajaran matematika diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD sebagai salah satu alternative untuk dapat meningkatkan aktivitas
belajar dan hasil belajar pada mata pelajaran matematika.
2. Kelemahan yang terdapat
pada pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah pembagian kelompok yang
kurang merata dan kurang cermatnya dalam menentukan skor. Oleh karena itu,
diharapkan bagi guru yang menerapkan metode ini agar lebih cermat dan teliti
dalam menentukan kelompok dan dalam menghitung skor peningkatan individu atau
kelompok.
3. Karena kegiatan ini
sangat bermanfaat bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat
dilakukan secara berkesinambungan dalam pembelajaran matematika dan pelajaran
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMP N
1 Semarang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas :
VIII/ 8
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
Alokasi Waktu : 2
x 45 Menit
I.
Standar Kompetensi
1.
Menerapkan konsep
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dalam pemecahan masalah
II.
Kompetensi Dasar
1. Siswa
mampu menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
III.
Indikator
1.
Mengenal Sistem
Persamaan Linier Dua Variabel dalam berbagai bentuk dan variable
2.
Mengenal variable
dan koefisien SPLDV
3.
Membedakan akar dan
bukan akar SPL dan SPLDV
4.
Mengenal arti kata
“dan” pada solusi SPLDV
5.
Mengenal
penyelesaian SPLDV dengan substitusi, eleminasi, dan grafik
6.
Membuat model
matematika dari masalah sehari – hari yang melibatkan SPLDV
IV. Tujuan
1. Siswa dapat menjelaskan
tentang SPLDV dalam berbagai bentuk dan variable
2.
Siswa dapat Mengenal
variable dan koefisien SPLDV
3.
Siswa dapat Membedakan
akar dan bukan akar SPL dan SPLDV
4. Siswa dapat Mengenal arti kata “dan” pada
solusi SPLDV
5.
Siswa dapat Mengenal penyelesaian SPLDV dengan substitusi, eleminasi, dan
grafik
6.
Siswa dapat Membuat model matematika dari masalah sehari – hari yang melibatkan
SPLDV
V. Model, metode, dan Pendekatan Pembelajaran
1. Model
Pembelajaran : STAD
2. Metode
Pembelajaran : Penyajian materi,
kerja kelompok, kuis
3. Pendekatan
Pembelajaran : Deduktif
VI. Materi Pembelajaran
A. Bentuk-bentuk
sistem persamaan linear dua variabel
1. Perbedaan
PLDV dan SPLDV
a) Persamaan
linear dua variabel (PLDV)
Persamaan linear dua variabel adalah persamaan yang
memiliki dua variabel dan pangkat masing-masing variabelnya satu. Jika dua
variabel tersebut x dan y, maka PLDV-nya dapat dituliskan :
ax
+ by = c dengan
a, b ≠ 0
Contoh
:
1). 2x + 2y = 3
2). y = 3x -2
3). 6y + 4 = 4x
b) Sistem
persamaan linear dua variabel (SLDV)
SPLDV adalah suatu system persamaan yang terdiri
atas dua persamaan linear (PLDV) dan setiap persamaan mempunyai dua variabel.
Bentuk umum SPLDV adalah:
ax + by = c
px
+ qy = r ; dengan a, b, p, q ≠ 0
Contoh :
1). 3x + 2y = 7 dan x = 3y + 4
2).
3). x – y =
3 dan x + y = -5 atau dapat ditulis
2.
Menyatakan suatu variabel dengan variabel lain pada persamaan linear
Contoh :
Diketahui persamaan x + y = 5, jika variabel x
dinyatakan dalam variabel y menjadi :
x + y = 5
Û x = 5
– y
3. Mengenal variabel dan koefisien pada SPLDV
Contoh :
Diketahui
SPLDV : 2x + 4y = 12 dan 3x – y = 5
Ø Variabel SPLDV adalah
x dan y
Ø
Konstanta
SPLDV adalah 12 dan 5
Ø
Koefisien
x dari SPLDV adalah 2 dan 3
Ø Koefisien y dari SPLDV adalah 4 dan -1
4.
Akar
dan Bukan akar SPLDV
Dalam sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)
terdapat pengganti-pengganti dari variabel sehingga kedua persamaan menjadi
benar. Pengganti-pengganti variabel yang demikian disebut penyelesaian atau
akar dari sistem persamaan linear dua variabel. Apabila pasangan pengganti
menyebabkan salah satu atau kedua persamaan menjadi kalimat tidak benar disebut
bukan penyelesaian atau bukan akar dari
SPLDV tersebut.
Contoh :
Diketahui
SPLDV : 2x – y = 3 dan x + y = 3
Tunjukkan
bahwa x = 2 dan y = 1 merupakan akar dari SPLDV tersebut .
Penyelesaian :
Ø 2x
– y = 3
Jika x =
2 dan y = 1 disubstitusikan pada persamaan diperoleh
2x - y = 3
Û 2(2) – 1 = 3
Û 3 = 3 (benar)
Ø x
+ y = 3
jika x =
2 dan y = 1 disubstitusikan pada persamaan diperoleh
x
+ y = 3
Û 2 + 1 = 3
Û 3 = 3 (benar)
Jadi,
x = 2 dan y = 1 merupakan akar dari SPLDV 2x – y = 3 dan x + y
= 3
B. Penyelesaian
SPLDV
Untuk menentukan penyelesaian atau kar dari SPLDV dapat ditentukan
dengan 3 cara, yaitu metode grafik, metode substitusi, metode eliminasi.
a)
Metode Grafik
Untuk menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan metode
grafik dapat dilaksanakan sebagai berikut:
1. Gambarlah grafik himpunan penyelesaian dari masing –
masing kedua persamaan pada bidang koordinat.
2. Tentukan titik potong kedua grafik tersebut (jika ada).
3. Titik Potong kedua grafik inilah yang merupakan
penyelesaian dari sistem persamaan linier dengan dua variabel tersebut.
Contoh:
Pak ali membeli 1
kg cat kayu = x rupiah, dan
1 kg cat tembok = y rupiah.
Pak budi
membelanjakan Rp 70.000,00 untuk 1 kg cat kayu dan 2 kg cat tembok, sehingga x
+ 2y = 70.000.
Pak ahmad membeli 2
kg cat kayu dan 1 kg cat tembok dengan harga seluruhnya Rp 80.000,00
Penyelesaian:
· x + 2y = 70.000 2x + y = 80.000
X
|
0
|
70.000
|
Y
|
35.000
|
0
|
X
|
0
|
40.000
|
Y
|
80.000
|
0
|
· Dengan pertolongan titik – titik itu digambar grafik
kedua persamaan tersebut pada bidang koordinat cartesius sebagai berikut.
·
Kedua grafik
berpotongan di titik (30.000,20.000) jadi :
Harga 1 kg cat kayu = Rp 30.000,00
Harga 1 kg cat
tembok = Rp 20.000,00
Dengan demikian pak
ali harus membayar 3 kg cat kayu dan 5 kg tembok besar :
3(30.000) +
5(20.000) = Rp 190.000,00
b)
Metode Eliminasi
Suatu metode penyelesaian sistem persamaan linier dengan
menghilangkan salah satu variabel persamaan, dengan terlebih dahulu menyamakan
koefisien salah satu variabel persamaan tersebut ( jika belum sama ).
Contoh:
Selesaikan sistem persamaan linier x + y = 3 dan 4x – 3y
= 5 dengan metode eliminasi.
Penyelesaian:
Kita hilangkan salah satu variabelnya ( misal: variabel x
) dengan terlebih dahulu menyamakan koefisien variabel x tersebut.
x + y = 3 x
4 4x + 4y = 12
4x – 3y = 5 x 1 4x
– 3y = 5
7y
= 7
Y = 1
Menentukan besarnya
nilai x, kita hilangkan variabel y dengan cara menyamakan besarnya koefisien
variabel y tersebut ( tanpa memperhatikan tandanya )
x + y = 3 x
3 3x + 3y = 9
4x – 3y =
5 x 1 4x – 3y = 5
7x = 14
X = 2
Jadi
penyelesaiannya adalah x = 2 dan y = 1 dan himpunan penyelesaiannya adalah
( 2,1 ).
c)
Metode Substitusi
Menyelesaikan sistem persamaan tersebut dengan cara
mengganti suatu variabel dengan variabel lain.
Contoh :
Selesaikan sistem persamaan linier x + y = 12 dan 2x + 3y
= 31 dengan metode substitusi
Penyelesaian :
Persamaan pertama x + y = 12 dapat diubah menjadi x = 12
– y selanjutnya pada persamaan kedua 2x + 3y = 31, variabel “x” diganti dengan “12
– y”, sehingga persamaan kedua menjadi:
2(12 – y) +
3y = 31
24 – 2y +
3y = 31
24
+ y = 31
y
= 31 – 24
y = 7
Selanjutnya y = 7 disubstitusikan dalam persamaan
pertama, yaitu:
x + y = 12
x + 7 = 12
x = 12 – 7
x = 5
Jadi himpunan penyelesaian sistem persamaan x + y = 12
dan 2x + 3y = 31 adalah (5,7).
VII. Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
|
Langkah Kegiatan Pembelajaran
|
Waktu
|
Karakter
|
Pendahuluan
|
Kegiatan Awal:
-
Guru datang
tepat waktu
-
Guru mengucapkan
salam
-
Guru meminta
salah satu siswa memimpin doa
-
Guru
mengecek kehadiran siswa
|
5 menit
|
- Disiplin
- Religius
|
Langkah 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
|
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
|
5 menit
|
-
Disiplin
-
Religius
|
Langkah 2
Menyajikan Informasi
Langkah 3
Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok – kelompok belajar
Langkah 4
Membimbing kelompok belajar
Langkah 5
Evaluasi
Langkah 6
Memberikan penghargaan
|
Kegiatan Inti :
a. Elaboration
(
Pendahuluan )
- Guru menjelaskan materi tentang SPLDV menggunakan
metode Grafik, Eliminasi dan Substitusi.
-
Guru
memberikan contoh soal
- Guru bertanya pada siswa tentang pemahaman materi dan
contoh soal.
b. Eksplorasi
- Guru membentuk kelompok yang terdiri 4 – 5 anak.
-
Membagikan 1
lembar soal pada setiap kelompok
-
Guru
memotivasi siswa dalam kelompok – kelompok belajar
- Guru meminta 2 anak perwakilan dari kelompok untuk
mengerjakan didepan
-
Guru mengoreksi
hasil pekerjaan siswa secara langsung
- Guru memberikan 3 soal kepada siswa untuk mengerjakan
secara individu
-
Guru
menyuruh 3 siswa untuk mempresentasikan jawabannya
- Guru mengoreksi pekerjaan siswa didepan
- Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dan
individu yang mengerjakan dengan benar
c. Konfirmasi
- Guru memberikan waktu pada siswa untuk mencatat.
- Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan tentang
materi yang telah disampaikan.
|
25 menit
5 menit
15 menit
15 menit
10 menit
|
- Tanggung
Jawab
-
Rasa ingin tahu
- Kerja Sama
- Kekompakan
- Sportifitas
- Kerja Sama
- Kekompakan
- Sportifitas
- Semangat
- Sportifitas
-
disiplin
|
Penutup
|
Kegiatan Akhir
- Guru memberikan penguatan dan refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran.
-
Guru meminta
salah satu siswa untuk memimpin doa menutup pelajaran.
-
Guru mengucapkan
salam penutup dan mengakhiri pelajaran tepat waktu.
|
10 menit
|
-
Tanggung
jawab
-
Religius
-
Disiplin
|
VIII. Alat dan
Media Pembelajaran
-
Alat : Spidol, white
board, Laptop, LCD.
-
Media : Korek api
IX. Sumber
Belajar
Modul Matematika
SMP kelas VIII Semester 2, disusun oleh : Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan
Pertama Tahun 2004.
X. Penilaian
Jenis Penilaian :
Keaktifan siswa dalam kelas, Tes kelompok, kuis, Penugasan.
Penilaian untuk Tes
kelompok:
Pencapaian
Kompetensi
|
Penilaian
|
Instrumen
|
|
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
||
1.
Mengidentifikasi
SPLDV dengan substitusi, eleminasi, dan grafik
|
Penugasan
|
Uraian
|
1. Harga
1 kg beras dan 4 kg minyak goreng Rp14.000,00. Sedangkan harga 2 kg beras dan
1 kg minyak goreng Rp10.500,00.
Tentukan: a. model matematika dari soal tersebut. b. harga sebuah beras dan minyak goring
2.
Tentukan penyelesaian dari SPLDV : x + y = 4 dan x – 2y
= -2 dengan metode substitusi!
|
Penilaian
untuk individu:
Pencapaian
Kompetensi
|
Penilaian
|
Instrumen
|
|
Teknik
|
Bentuk
Instrumen
|
||
1.
Mengidentifikasi
SPLDV dengan substitusi, eleminasi, dan grafik
|
Penugasan
|
Uraian
|
1.
Tentukan penyelesaian dari SPLDV : x + y = 4 dan x – 2y
= -2 dengan metode eliminasi!
2.
Tentukan himpunan penyelesaian
SPLDV 3x + y = 15
x + y = 7.dengan metode grafik
3.
Tentukan himpunan penyelesaian
SPLDV 4x - 2y = 20
2x + y = 6 dengan metode grafik |
Kunci
Jawaban
Penilaian
|
Penyelesaian
|
Skor
|
||||||||||||
Tes Kelompok
|
1. a.
Misalkan: harga 1 kg
beras = x
harga
1 kg minyak goreng = y
maka
dapat dituliskan:
1x + 4y = 14.000 2x + 1y = 10.500 Diperoleh model matematika: x + 4y = 14.000 2x + y = 10.500
b.
Untuk mencari harga satuan beras minyak goreng.
x + 4y = 14.000 (2) => 2x + 8y = 28.000 2x + y = 10.500 (1) => 2x + y = 10.500 7y = 17.500 y = 2.500 x + 4y = 14.000 x + 4 ( 2.500 ) = 14.000 x + 10.000 = 14.000 x = 14.000 – 10.000 x = 4.000 Jadi, x = harga 1 kg beras = Rp 4.000,- y = harga 1 kg minyak goring = Rp 2.500,-
2. x + y = 4 Þ x = 4 – y
x
= 4 – y
disubstitusikan pada x – 2y = - 2 akan diperoleh :
x – 2y = - 2
Û (4 – y ) – 2y = -
2
Û 4 – 3y = - 2
Û -3y = -6
Û y = = 2
Ø selanjutnya untuk y =2
disubstitusikan pada salah satu persamaan, misalnya ke persamaan x + y = 4,
maka diperoleh :
x + y = 4
Û x + 2 = 4
Û x = 4 – 2 = 2
Jadi, penyelesaianya adalah x
= 2 dan y = 2
|
60
40
|
||||||||||||
Skor total
|
100
|
|||||||||||||
Individu
|
1.
Mengeliminir
peubah x
x + y = 4
x – 2y = - 2
3y = 6
y = 2
Mengeliminir peubah y
x + y
= 4 • 2 2x + 2y = 8
x – 2y = - 2 •1 x – 2y = -2
3x = 6
x =
2
Jadi, penyelesaianya adalah x
= 2 dan y = 2
2. 3x + y = 15
Titik potong dengan sumbu x,
syarat y = 0.
3x + 0 = 15 x = 5 Titik potong (5, 0)
Titik potong dengan sumbu y,
syarat x = 0.
3(0) + y = 15 y = 15 Titik potong (0, 15) Dalam bentuk tabel x + y = 7
Titik potong dengan sumbu x, syarat y = 0.
x + 0 = 7 x = 7 Titik potong (7, 0)
Titik potong dengan sumbu y,
syarat x = 0.
0 + y = 7 y = 7 Titik potong (0, 7) Dalam bentuk tabel Himpunan penyelesaian: {(4, 3)}
3. 4x - 2y = 20
Titik potong
dengan sumbu x, syarat y = 0.
4x -2( 0) = 20 4 x = 20
x = 5
Titik potong (5, 0)
Titik potong dengan sumbu y,
syarat x = 0.
4(0) - 2y = 20 - 2 y = 20
y = - 10
Titik potong (0, - 10) Dalam bentuk tabel
2x + y = 6
Titik potong dengan sumbu x, syarat y = 0.
2x + 0 = 6 x = 3 Titik potong (3, 0)
Titik potong dengan sumbu y,
syarat x = 0.
2(0) + y = 6 y = 6 Titik potong (0, 6) Dalam bentuk tabel
Himpunan penyelesaian: {(4, -2)}
|
30
35
35
|
||||||||||||
Skor total
|
100
|
Semarang,
26 September 2012
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru
Langganan:
Postingan (Atom)